Rotasi Bumi adalah gerakan bumi pada porosnya. Poros adalah sumbu bumi. Sumbu itu hanya bersifat khayal. Bumi berputar berlawanan dengan arah jarum jam yaitu dari barat ke timur. beberapa akibat rotasi bumi adalah sebagai berikut:
1. Bumi mengalami pergantian siang dan malam. Bumi berputar pada porosnya selama 24 jam. Ketika berputar, bagian-bagian bumi yang menghadap ke cahaya matahari mengalami siang dan sebaliknya akan mengalami malam. Siang dan malamakan terus berganti selama bumi masih berputar
2. Matahari seolah-olah terbit dari timur dan terbenam di barat. Akibat gerak rotasi bumi dari barat ke timur maka Matahari terlihat bergerak terbit di sebelah timur dan terbenam disebelah barat. Pada keadaan sebenarnya Matahari tidak bergeser. Gerakan matahari tersebut dinamakan gerak semu harian matahari
3. Terjadinya perbedaan dan pembagian waktu. Secara terperinci Indonesia memiliki 3 daerah waktu: Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB), Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT).
4. Terjadinya gerkan udara (angin). Saat berotasi, bagian-bagian bumi yang mendapat penyinaran matahari tentu bergantian, bukan? Nah, penyinaran matahari pada bagian permukaan bumi tertentu mengakibatkan pergantian suhu pada siang maupun malam hari.
Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Selain itu beberapa daerah seperti Sumatera dan Semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu. UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Sebenarnya, pertunjukan boneka tak hanya ada di Indonesia karena banyak pula negara lain yang memiliki pertunjukan boneka.
Namun pertunjukan bayangan boneka (Wayang) di Indonesia memiliki gaya
tutur dan keunikan tersendiri, yang merupakan mahakarya asli dari
Indonesia. Untuk itulah UNESCO memasukannya ke dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia pada tahun 2003.
Tak ada bukti yang menunjukkan wayang telah ada sebelum agama Hindu menyebar di Asia Selatan. Diperkirakan seni pertunjukan dibawa masuk oleh pedagang India.
Namun demikian, kejeniusan lokal dan kebudayaan yang ada sebelum
masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukan yang masuk
memberi warna tersendiri pada seni pertunjukan di Indonesia. Sampai saat
ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukan wayang berasal
dari Prasasti Balitung di Abad ke 4 yang berbunyi si Galigi mawayang
Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan
yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif menyebarkan
agama Hindu. Pertunjukan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata.
Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukan yang menampilkan “Tuhan” atau “Dewa” dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi,
dimana saat pertunjukan yang ditonton hanyalah bayangannya saja. Wayang
inilah yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit. Untuk menyebarkan
Islam, berkembang juga wayang Sadat yang memperkenalkan nilai-nilai Islam.
Ketika misionaris Katolik, Pastor Timotheus L. Wignyosubroto, SJ pada tahun 1960 dalam misinya menyebarkan agama Katolik, ia mengembangkan Wayang Wahyu, yang sumber ceritanya berasal dari Alkitab.
Jenis-Jenis Wayang
1. Wayang Kulit
2. Wayang Wong (wayang orang)
3. Wayang Golek
Sekarang kita akan membahas wayang satu persatu
1. Wayang Kulit
Wayang purwa atau wayang kulit purwa. Kata purwa (pertama) dipakai untuk membedakan wayang jenis ini dengan wayang kulit yang lainnya. Banyak jenis wayang kulit mulai dari wayang wahyu, wayang sadat, wayang gedhog, wayang kancil, wayang pancasila
dan sebagainya. Purwa berarti awal, wayang purwa diperkirakan mempunyai
umur yang paling tua di antara wayang kulit lainnya. Kemungkinan
mengenai berita adanya wayang kulit purwa dapat dilihat dari adanya prasasti di ababd 11 pada zaman pemerintahan Erlangga yang menyebutkan:
Hanonton ringgit manangis asekel muda hidepan, huwus wruh towin jan walulang inukir molah angucap
yang artinya:
Ada orang melihat wayang menangis, kagum, serta sedih hatinya.
Walaupun sudah mengerti bahwa yang dilihat itu hanya kulit yang dipahat berbentuk orang dapat bergerak dan berbicara
Petikan di atas adalah bait 59 dalam KakawinArjuna Wiwaha karya Empu Kanwa
(1030), salah satu sumber tertulis tertua dan autentik tentang
pertunjukan wayang kulit yang mulai dikenal di Jawa, yaitu pada masa
pemerintahan DharmawangsaAirlangga di Kerajaan Kediri.
Wayang purwa sendiri biasanya menggunakan ceritera Ramayana dan Mahabarata, sedangkan jika sudah merambah ke ceritera Panji biasanya disajikan dengan wayang Gedhog. Wayang kulit purwa sendiri terdiri dari beberapa gaya atau gagrak seperti gagrak Kasunanan, Mangkunegaran, Ngayogjakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu, Cirebon, dan sebagainya.
Wayang kulit purwa terbuat dari bahan kulitkerbau yang ditatah dan diberi warna sesuai dengan kaidah pulasan wayang pedalangan, diberi tangkai dari bahan tandukkerbaubule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri dari tuding dan gapit.
Ditinjau dari bentuk bangunnya wayang kulit purwa dapat digolongkan menjadi beberapa golongan antara lain:
Wayang Kidang kencana; boneka wayang berukuran sedang tidak terlalu
besar juga tidak terlalu kecil, sesuai dengan kebutuhan untuk mendalang
(wayang pedalangan).
Wayang Ageng;
yaitu boneka wayang yang berukuran besar, terutama anggota badannya di
bagian lambung dan kaki melebihi wayang biasa, wayang ini disebut wayang
jujudan.
Wayang kaper;yaitu wayang yang berukuran lebih kecil dari pada wayang biasa.
Wayang Kateb;yaitu wayang yang ukuran kakinya terlalku panjang tidak seimbang dengan badannya.
Pada perkembangannya bentuk bangun wayang kulit ini mengalami
perkembangan bahkan pergeseran dari yang tradisi menjadi kreasi baru.
Pada zaman Keraton Surakarta masih berjaya dibuat wayang dalam ukuran yang sangat besar yang kemudian diberi nama Kyai Kadung,
hal ini yang mungkin mengilhami para dalang khususnya Surakarta untuk
membuat wayang dengan ukuran lebih besar lagi. Misalnya Alm. Ki Mulyanto
Mangkudarsono dari Sragen, Jawa Tengah membuat Raksasa
dengan ukuran 2 meter, dengan bahan 1 lembar kulit kerbau besar dan
masih harus disambung lagi. Karya ini yang kemudian ditiru oleh Dalang
Muda lainnya termasuk Ki Entus dari Tegal, Ki Purbo Asmoro dari Surakarta, Ki Sudirman dari Sragen dan masih banyak lagi dalang lainnya.
Ki Entus Susumono dari Tegal bahkan telah banyak membuat kreasi
wayang kulit ini, mulai dari wayang planet, wayang tokoh kartun seperti superman, batman, ksatria baja hitam, robot, dinosaurus, dan wayang Rai- Wong (bermuka orang) - tokoh George Walker Bush, Saddam Hussein,
sampai pada tokoh-tokoh pejabat pemerintah. Ki Entus juga menggabungkan
wayang gagrak Cirebonan dengan Wayang Gagrak Surakarta (bentuk bagian
atas wayang Cirebon dan bawah Surakarta).
Penambahan tokoh wayang dalam pergelaran wayang kulit purwa juga
semakin marak, misalnya dengan ditambahkannya berbagai boneka wayang
dari tokoh polisi, Helikopter, ambulans, barisan Tentara, Pemain drum band, sampai tokoh Mbah Marijan.
2. Wayang Orang
Wayang orang disebut juga dengan istilah wayang wong (bahasa Jawa) adalah wayang
yang dimainkan dengan menggunakan orang sebagai tokoh dalam cerita
wayang tersebut. Wayang orang diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I pada
tahun 1731.
Sesuai dengan nama sebutannya, wayang tersebut tidak lagi dipergelarkan dengan memainkan boneka-boneka wayang (wayang kulit
yang biasanya terbuat dari bahan kulit kerbau ataupun yang lain), akan
tetapi menampilkan manusia-manusia sebagai pengganti boneka-boneka
wayang tersebut. Mereka memakai pakaian sama seperti hiasan-hiasan yang
dipakai pada wayang kulit. Supaya bentuk muka atau bangun muka mereka
menyerupai wayang kulit (kalau dilihat dari samping), sering kali pemain
wayang orang ini diubah/dihias mukanya dengan tambahan gambar atau
lukisan.
Kesenian wayang golek diperkirakan mulai berkembang di Jawa Barat pada masa ekspansi Kesultanan Mataram
pada abad ke-17, meskipun sebenarnya beberapa pengaruh warisan budaya
Hindu masih bertahan di beberapa tempat di Jawa Barat sebagai bekas
wilayah Kerajaan SundaPajajaran.
Pakem dan jalan cerita wayang golek sesuai dengan versi wayang kulit
Jawa, terutama kisah wayang purwa (Ramayana dan Mahabharata), meskipun
terdapat beberapa perbedaan, misalmya dalam penamaan tokoh-tokoh
punakawan yang dikenal dalam versi Sundanya.
Pertunjukan seni wayang golek mulai mendapatkan bentuknya yang
seperti sekarang sekitar abad ke-19. Saat itu kesenian wayang golek
merupakan seni pertunjukan teater rakyat yang dipagelarkan di desa atau
kota karesidenan. Selain berfungsi sebagai pelengkap upacara selamatan
atau ruwatan, pertunjukan seni wayang golek juga menjadi tontonan dan
hiburan dalam perhelatan tertentu.
Sejak 1920-an,
selama pertunjukan wayang golek diiringi oleh sinden. Popularitas
sinden pada masa-masa itu sangat tinggi sehingga mengalahkan popularitas
dalang wayang golek itu sendiri, terutama ketika zamannya Upit Sarimanah dan Titim Patimah sekitar tahun 1960-an.
Wayang golek saat ini lebih dominan sebagai seni pertunjukan rakyat,
yang memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat
lingkungannya, baik kebutuhan spiritual maupun material. Hal demikian
dapat kita lihat dari beberapa kegiatan di masyarakat misalnya ketika
ada perayaan, baik hajatan (pesta kenduri) dalam rangka khitanan,
pernikahan dan lain-lain adakalanya diriingi dengan pertunjukan wayang
golek.
Kini selain sebagai bentuk teater seni pertunjukan wayang, kerajinan
wayang golek juga kerap dijadikan sebagai cindera mata oleh para
wisatawan. Tokoh wayang golek yang lazim dijadikan cindera mata benda
kerajinan adalah tokoh pasangan Rama dan Shinta, tokoh wayang terkenal seperti Arjuna, Srikandi, dan Krishna, serta tokoh Punakawan seperti Semar dan Cepot.
Kerajinan wayang golek ini dijadikan sebagai dekorasi, hiasan atau
benda pajangan interior ruangan. Adapun di jaman modern ini Wayang golek purna
kreasi sudah mulai di kembangkan oleh para pengrajin wayang muda,yang
tetap tidak menghilangkan pakem dari Wayang golek purwa, di ataranya ada
pengarajin Cahya Medal ,Wayang Golek Evolution dan lain-lain.
Sebagaimana alur cerita pewayangan umumnya, dalam pertunjukan wayang
golek juga biasanya memiliki lakon-lakon baik galur maupun carangan.
Alur cerita dapat diambil dari cerita rakyat seperti penyebaran agama
Islam oleh Walangsungsang dan Rara Santang maupun dari epik yang
bersumber dari cerita Ramayana dan Mahabarata dengan menggunakan bahasa Sunda dengan iringan gamelan Sunda (salendro), yang terdiri atas dua buah saron, sebuah peking, sebuah selentem, satu perangkat boning, satu perangkat boning rincik, satu perangkat kenong, sepasang gong (kempul dan goong), ditambah dengan seperangkat kendang (sebuah kendang Indung dan tiga buah kulanter), gambang dan rebab.
Dalam pertunjukan wayang golek, lakon yang biasa dipertunjukan adalah
lakon carangan. Hanya kadang-kadang saja dipertunjukan lakon galur. Hal
ini seakan menjadi ukuran kepandaian para dalang menciptakan lakon
carangan yang bagus dan menarik. Beberapa dalang wayang golek yang
terkenal diantaranya Tarkim, R.U. Partasuanda, Abeng Sunarya, Entah
Tirayana, Apek, Asep Sunandar Sunarya, Cecep Supriadi, ki dalang IIN wahyu iskandar dll. Pola pengadegan wayang golek adalah sebagai berikut;
Tatalu, dalang dan sinden naik panggung, gending jejer/kawit, murwa, nyandra, suluk/kakawen, dan biantara;
Babak unjal, paseban, dan bebegalan
Nagara sejen
Patepah
Perang gagal
Panakawan/goro-goro
Perang kembang
Perang raket
Tutug
Salah satu fungsi wayang dalam masyarakat adalah ngaruat (ruwat), yaitu membersihkan dari kecelakaan (marabahaya). Beberapa orang yang diruwat (sukerta), antara lain:
Wunggal (anak tunggal)
Nanggung Bugang (seorang adik yang kakaknya meninggal dunia)
Suramba (empat orang putra)
Surambi (empat orang putri)
Pandawa (lima putra)
Pandawi (lima putri)
Talaga Tanggal Kausak (seorang putra dihapit putri)
Samudra hapit sindang (seorang putri dihapit dua orang putra), dan sebagainya.
INI ADALAH SEKEDAR VIDEO TENTANG WAYANG KULIT, ORANG, DAN GOLEK
TERIMA KASIH DAN SAMPAI JUMPA DI INFORMASI SAYA SELANJUTNYA
A. Pengertian Globalisasi Globalisasi
merupakan proses bersatunya kegiatan bangsa-bangsa di dunia dalam
sistem yang mendunia. Sistem yang mendunia ini dapat melintasi
batas-batas negara. Berkembangnya globalisasi sampai saat ini sangat
didukung oleh kemajuan dan perkembangan teknologi dan informasi.
Internet, televisi, telepon, dan sarana transportasi mempermudah
globalisasi. Globalisasi juga ditandai dengan munculnya perusahaan asing
yang beroperasi di dalam negeri. Perusahaan tersebut dikenal dengan
perusahaan multinasional.Dapatkah kamu menyebutkan contoh-contohnya?
Freeport dari Amerika Serikat dan British Petroleum dari Inggris adalah
contoh perusahaan asing yang bergerak di bidang perminyakan. Ada pula
Mc. Donalds dan Pizza Hut yang bergerak dibidang makanan cepat saji.